AKU PASTI BISA

Posted by AKUR Label: , , , , , ,


Prolog:

Mencapai hasil dari suatu usaha belum tentu dari setiap orang memiliki jalan yang mulus. Kadang bisa dicapai dengan mudah, sulit atau gagal sama sekali.


Bagi yang berhasil mencapai sudah tentu ada perasaan lega ataupun bergembira, tapi bagi yang belum berhasil bisa jadi ada perasaan kecewa atau sedih.


Disinilah optimisme diperlukan. Gagal bukan berarti akhir dari segala aktivitas. Gagal dapat diartikan cara yang ditempuh belum tepat. Ambil cara lain untuk mencapai keberhasilan. Belajarlah dari hal-hal sebelumnya atau mengambil referensi positif dari orang lain. Dan teruskan lakukan. Tuhan tidak akan membiarkan orang yang berusaha dengan jalan dan tujuan benar untuk tidak berhasil. Sekali lagi bila belum berhasil lihatlah diri sendiri, apakah cara yang kita ambil sudah tepat?


Syair lagu anak berikut ini syarat bermuatan semangat pantang menyerah. Suatu karya yang bagus untuk pembangunan mental anak bangsa untuk bisa tangguh dalam berusaha. Semoga syair agu ini terus menerus dikumandangkan dan muncul pula syair lagu lainnya yang sejenis.


AKU PASTI BISA

Kadang ku takut dan gugup
Dan ku merasa oh oh tak sanggup
Melihat tantangan di sekitarku
Aku merasa tak mampu

Namun ku tak mau menyerah
Aku tak ingin berputus asa
Dengan gagah b'rani aku melangkah
Dan berkata aku bisa

Aku bisa, aku pasti bisa
Ku harus terus berusaha
Bila ku gagal, itu tak mengapa
Setidaknya ku tlah mencoba

Aku bisa aku pasti bisa
Ku tak mau berputus asa
Coba terus coba sampai ku bisa
Aku pasti bisa….!!!

Pidato Bung Tomo 10 Nopember 1945

Posted by AKUR Label: , , , , , , , ,

Prolog :
Setiap tanggal 10 Nopember kita peringati sebagai hari pahlawan. Ini mengingatkan pada peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya dimana terjadi pertempuran besar para pejuang Indonesia dengan tentara Inggris yang membawa NICA kembali ke Indonesia. Tokoh Bung Tomo tidak terlepas dari peristiwa ini. Dengan pidatonya yang bersemangat membakar para pejuang yang berada di Surabaya untuk menyongsong musuh.





Inilah pidato yang terkenal itu :

Bismillahirrahmanirrahim…
Merdeka!!!

Saoedara-saoedara ra’jat djelata di seloeroeh Indonesia,
teroetama, saoedara-saoedara pendoedoek kota Soerabaja
Kita semoeanja telah mengetahoei bahwa hari ini tentara Inggris telah menjebarkan pamflet-pamflet jang memberikan soeatoe antjaman kepada kita semoea.
Kita diwadjibkan oentoek dalam waktoe jang mereka tentoekan, menjerahkan sendjata-sendjata jang kita reboet dari tentara djepang.

Mereka telah minta supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaja kita semoea datang kepada mereka itoe dengan membawa bendera poetih tanda menjerah kepada mereka.

Saoedara-saoedara,
didalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwa
ra’jat Indonesia di Soerabaja
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,
pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan,
pemoeda-pemoeda dari seloeroeh Soematera,
pemoeda Atjeh, pemoeda Tapanoeli & seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini,

didalam pasoekan-pasoekan mereka masing-masing dengan pasoekan-pasoekan ra’jat jang dibentuk di kampoeng-kampoeng,
telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa didjebol,
telah menoenjoekkan satoe kekoeatan sehingga mereka itoe terdjepit di mana-mana

Hanja karena taktik jang litjik daripada mereka itoe, saoedara-saoedara
Dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnja ke Soerabaja ini, maka kita toendoek oentoek menghentikan pertempoeran.
Tetapi pada masa itoe mereka telah memperkoeat diri, dan setelah koeat sekarang inilah keadaannja.

Saoedara-saoedara, kita semuanja, kita bangsa Indonesia jang ada di Soerabaja ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini.
Dan kalaoe pimpinan tentara Inggris jang ada di Soerabaja ingin mendengarkan djawaban ra’jat Indonesia,
ingin mendengarkan djawaban seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini
Dengarkanlah ini hai tentara Inggris,
ini djawaban ra’jat Soerabaja
ini djawaban pemoeda Indonesia kepada kaoe sekalian

Hai tentara Inggris!,
kaoe menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera poetih takloek kepadamoe,
menjuruh kita mengangkat tangan datang kepadamoe,
kaoe menjoeroeh kita membawa sendjata-sendjata jang kita rampas dari djepang oentoek diserahkan kepadamoe

Toentoetan itoe walaoepoen kita tahoe bahwa kaoe sekalian akan mengantjam kita oentoek menggempoer kita dengan seloeroeh kekoeatan jang ada,
Tetapi inilah djawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & putih,
maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!

Saoedara-saoedara ra’jat Soerabaja,
siaplah keadaan genting
tetapi saja peringatkan sekali lagi, djangan moelai menembak,
baroe kalaoe kita ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu.

Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka.
Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka.
Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI.

Dan kita jakin, saoedara-saoedara,
pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita
sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar
pertjajalah saoedara-saoedara,
Toehan akan melindungi kita sekalian

Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…!
MERDEKA!!!



Epilog :
Episode perjuangan bangsa meninggalkan kenangan semangat heroisme dan patriotisme. Setiap episode mempunyai cerita tersendiri dan tokoh tersendiri. Tapi yang jelas dalam setiap episode perjuangan akan ada cerita pertempuran melawan kebatilan, kesengsaran dan kenestapaan. Walaupun bukan sebagai tokoh utama, wahai saudaraku sebangsa dan setanah air, ambilah peran pejuang untuk negeri ini.


Untuk mengetahui catatan sejarah sekitar 10 Nopember 1945, silakan lihat link sebagai berikut :
http://www.swaramuslim.net/galery/sejarah/index.php?page=peristiwa_10Nopember

Diponegoro (Karya : Chairil Anwar)

Posted by AKUR Label: , , , ,



Prolog :
Pangeran Diponegoro adalah simbol perlawanan terhadap penjajah yang santri. Meskipun beliau dari kalangan kaum elite bukan berarti membutakan mata hati beliau terhadap nasib negeri dan rakyatnya.

Harta dan status tidaklah menguasai beliau, tapi berada dalam genggaman beliau. Perlawanan melawan dajjal penjajah ditahun 1825-1830 hampir saja membuat musuh bangkrut. Perlawanan beliau terhenti karena intrik busuk dan licik dari musuh, tapi jiwa dan semangat perjuangan beliau terus bergelora hingga saat ini.





DIPONEGORO (Karya : Chairil Anwar)

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai



Maju
Serbu
Serang
Terjang


(Februari 1943)
Budaya,Th III, No. 8
Agustus 1954

Mencapai Potensi Hidup Maksimal (Oleh : Akur)

Posted by AKUR Label: , , , , , ,


(Cikarang, 8 November 2009)

Perluaslah wawasan. Pandang hidup ini dengan mata bathin. Belajarlah memandang suatu masalah dari berbagai sudut pandang agar kita bisa menilai secara objektif.


Mengembangkan gambaran diri yang positif dan menunjukkan sikap syukur apa yang diperoleh. Hal ini berpengaruh bagaimana kita mengkondisikan diri kita pada saat ini. Apakah kita tetap bersemangat untuk maju atau frustasi dengan yang kita dapat.


Temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataan kita. Ber-positif thinking dan menghindari kata berkonotasi negatif akan menguatkan pikiran bawah sadar kita untuk maju.


Biarkan masa lalu pergi. Bila masa lalu buruk ambillah hikmah dari kejadian itu agar tidak terulang kelak. Bila itu masa lalu yang gemilang ambillah sebagai untuk pijakan yang lebih maju.


Temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun. Jangan sampai terlarut dalam kesedihan, kekesalan, putus asa atau apapun yang melemahkan mental kita. Ingatlah dibalik semua kesusahan pasti terdapat kemudahan.


Memberi dengan sukacita. Berbagilah ilmu dan pengalaman. Tumbuhkanlah empati dan hindari egoisme. Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri.


Bekerjalah untuk mengisi waktu disetiap hari. Bila selesai satu urusan berpindahlah keurusan yang lain. Dalam bekerja terdapat pembelajaran.

Bekerja dalam rangka mencari nafkah merupakan kemuliaan bagi lelaki dan anugrah bagi perempuan.


Memilih untuk berbahagia hari ini. Tidak harus menunggu sampai semua persoalanmu terselesaikan. Timbulkan energi positif dengan menghindari kekesalan.


Bertemanlah. Dengan mempererat tali persaudaraan dan persahabatan, potensi diri kita akan tumbuh dan berkembang serta berguna bagi sesama.


Berdo'alah. Kekuatan Yang Maha Pencipta akan membantu meretas segala permasalahan dan memberikan inspirasi dalam berpikir.



SOEMPAH PEMOEDA

Posted by AKUR Label: , , , ,

Prolog :


Setiap tanggal 28 Oktober dirayakan sebagai hari Sumpah Pemuda yang merujuk pada peristiwa pada tahun 1928 pada tanggal yang sama.

Para pemuda calon pemimpin bangsa mulai sadar akan adanya arti persatuan. Ikrar dikumandangkan mengiringi calon lagu kebangsaan negeri. Susunan kata ikrar merupakan buah karya seorang anak pulau Andalas, Muhammad Yamin.




SOEMPAH PEMOEDA


KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA


Epilog :


Semua yang hadir pada Kongres Pemuda tanggal 27-28 Oktober 1928 tersebut sangat berjasa dalam pembentukan republik ini. Saat semua orang yang berjiwa muda mempersatukan hati, saat pertama kali dikumandangkannya lagu Indonesia Raya.

Aku (Karya: Chairil Anwar)

Posted by AKUR Label: , , ,

Prolog:

Nama besar Chairil Anwar yang hidup di sekitar masa Indonesia merdeka seolah mensejajarkannya dengan para pahlawan di medan pertempuran atau lapangan diplomasi. Puisi "Aku" seolah menjadi senjata utama disamping senjata-senjata pamungkas lain miliknya.

Isi kata dari puisi ini yang cukup mempesona seolah menceritakan ketegaran seseorang untuk survive dari deraan derita hidup. Semangat hidup yang terbakar membara seiring bertambahnya nestapa. Duka merupakan energi bagi kekuatan jiwa.



AKU (Karya: Chairil Anwar)

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

(Maret 1943)


Epilog :

Puisi ini aku kenal dari semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Bila disebutkan sastrawan pada jaman kemerdekaan, pastilah pikiran ini tertuju pada Khairil Anwar dan puisi " Aku".


Chairil Anwar berumur pendek, hanya 27 tahun. Tapi karya-karyanya memberikan warna tersendiri bagi kesusasteraan di negeri ini.

Egois (Karya : Arry Kurnia)

Posted by AKUR Label: , , , , ,

Prolog:
Hidup terkadang menghadapi orang-orang yang tidak menyenangkan. Orang yang hanya berpikir demi kepentingan sendiri. Mereka bisa ditemukan di lingkungan masyarakat, tempat kerja, sekolah atau dimana saja.

Tanpa disadari atau tidak, kadang-kadang kita juga bisa berubah menjadi manusia egois. Tergantung kadar kekayaan hati masing-masing manusia bisa mengendalikan egoisnya.

Egois (Karya: Arry Kurnia)
(Cikarang, Oktober 2009)

Orang egois itu membuat hidupnya menolak kritik dan doyan mengkritik...
Orang egois itu merasa dirinya bisa tapi tidak mampu...
Orang egois itu merasa dirinya pintar, padahal dia bodoh...
Orang egois itu sakit melihat orang senang, sehat melihat orang susah...
Orang egois itu memulai pekerjaan dengan omongan, mengakhiri pekerjaan dengan kambing hitam...
Orang egois itu meminta banyak, memberi sedikit....
Orang egois itu rugi bila bermanfaat bagi orang lain, untung bila orang lain hanya mengurusin dia...
Orang egois itu mengeluarkan bau busuk yang dia bilang wangi....
Orang egois itu menjilat ke atas, menekan ke bawah...
Orang egois itu hanya mau diikuti dan tidak mau mengikuti...
Orang egois itu melecehkan saat tidak memerlukan dan memaksa saat dia membutuhkan...
Orang egois itu menyedihkan...

Epilog :
Egoisme itu ada pada setiap orang, baik itu disadari atau tidak.
Mengembangkan sikap empati adalah salah satu cara untuk mengendalikan egoisme ini........

Empati Teman Di Tanah Bencana (Karya: Arry Kurnia)

Posted by AKUR Label: , , , ,

Prolog :

Kejadian bencana alam yang terjadi pada bulan September saat melaksanakan Ramadhan dan Oktober pada tahun 2009 ini cukup memukul pilu di negeri ini.


Perhatian anak bangsa tertuju pada nestapa saudara yang tertimpa derita. Setelah itu rasa berkembang menjadi aneka rupa. Ada yang menangis mengingat handai taulan di sana, ada yang bergegas untuk memberikan apa yang bisa mengurangi dera derita di tanah bencana. Harta, pemikiran, jiwa, raga, semangat bahkan do'a dikerahkan untuk saudara.


Terima kasih kepada teman yang telah berangkat ke tanah bencana. Dari terjangan laut di Serambi Mekah, gonjang-ganjing buana di Jokja, laut menerjang daratan di Pangandaran dan Cilacap, Lumpur meluap di Sidoarjo, Bendung terbelah di Situ Gintung serta tanah bergelegar di Jawa Barat, Padang dan Jambi.


Sumbangan harta, pemikiran dan do'a merasa kurang puas dijalankan. Jiwa dan raga pun disertakan. Semoga Pemilik langit dan bumi ini memudahkan teman menjalani hidup ini di dunia dan di hari akhir.


Bagi teman yang berjuang demi kemanusiaan di Ranah Minang saat ini. Terimalah sepotong syair ini.



Empati Teman Di Tanah Bencana (Karya: Arry Kurnia)
(Cikarang Barat, 13 Oktober 2009)


Mungkin manusia bisa berkata mengapa begini atau begitu. Tapi Sang Khaliq
pemilik rencana.


Bencana dibuat bukan tanpa kuasa-Nya.
Mungkin salah satunya menguji kadar empati hamba-Nya terhadap saudara yang
tertimpa musibah....


Ada hamba yang tergerak jiwa raga, harta dan pemikiran.....
Ada yang tergerak jiwa raga atau pemikiran atau harta saja....
Ada yang berdo'a, menangis seolah merasa juga derita...
Ada yang melewatinya seperti air mengalir begitu saja....


Yang Maha Kuasa mengetahui isi hati masing-masing...
Semoga daya upaya hamba yang mengasihani saudaranya yang tertimpa nestapa...
Menjadi derajat kebaikan di hari akhir nanti.....Amin



Epilog:


Aku tidak menyalahkan mereka yang menghamburkan rupiah untuk sebuah ceremonial dan pengukuhan ditengah masa bencana. Karena bencana datang tanpa kunjung berita. Sedangkan kegiatan mereka sudah tercatat di masing-masing agenda dan bencana adalah agenda-Nya.


Aku hanya berharap setelah kesenangan dari sebuah acara itu selesai, mereka akan menjadi bunga-bunga bangsa yang menebarkan harumnya manfaat ke khalayak ramai, memberikan madunya kemajuan ke negeri ini. Aku hanya bisa meminta kepada-Nya untuk kebaikan ini karena aku tak yakin bisa berkata kepada mereka.

BANGKIT (Karya: Dedy Mizwar)

Posted by AKUR Label: , , ,

Pengantar :



Bait kata dari Jendral Naga Bonar ini benar-benar bermakna dalam. Memang enak mendengar sang Jendral kadang tampil bersosok kiyai membacakan rangkaian kata ini.



Alunan kata ini dari artis serba bisa ini terasa bergelora di dada bila seiring dengan memperingati hari kebangkitan nasional. Tapi mengingat pada bulan Oktober 2009 ini berkaitan dengan dilantiknya wakil rakyat di dewan untuk lima tahun yang akan datang, terasa pas juga.



Bait demi bait membakar rasa empati, semangat akan kebenaran, berhati-hati akan keburukan, keinginan berprestasi, harga diri sebagai bangsa dan malu akan ketidak berdayaan.



Sebuah inspirasi untuk kita berkarya demi kemajuan bangsa ini. Inilah untaian kata indah dari sang jendral :



BANGKIT (Karya: Dedy Mizwar)

Bangkit itu SUSAH!
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang

Bangkit itu Takut…
Takut korupsi
Takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu Mencuri!
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi…

Bangkit itu MARAH!
MARAH!!! Bila martabat bangsa dilecehkan!

Bangkit itu malu…
Malu jadi benalu
Malu karena minta melulu

Bangkit ituTidak ada!
Tidak ada kata menyerah!
Tidak ada kata putus asa!

Bangkit itu… AKU!
Untuk Indonesiaku…

Renungan Indah (Karya: WS Rendra)

Posted by AKUR Label: , , , , ,

Pengantar :

Menjalani hidup sebagai mahluk produktif tidak bisa dipungkiri salah satunya untuk pemenuhan materi. Pemenuhan materi itu cukup untuk kehidupan sehari-hari atau berlebihan tergantung hati ini merasa puas atau tidak.

Terkadang nafsu ini begitu besar sehingga menguasai akal dan kesucian hati sanubari yang mengakibatkan pengakuan materi yang diperoleh adalah mutlak milik diri ini. Tidak sadar diri ini bahwa semuanya itu ada Yang memiliki secara hakiki. Termasuk jiwa raga ini berada dalam genggaman-Nya. Dan hayat ini menjalani peran sebagai insan dan diminta mengikuti tuntunan-Nya.

Karya nan indah dari WS Rendra akan mengingatkan betapa kita tidak memiliki apa-apa dan hanya menggunakan titipan-Nya. Mengingatkan kita untuk rela kehilangan apa yang kita rasa menjadi milik kita. Silakan simak susunan kata nan indah bermakna berikut :


Renungan Indah
(WS Rendra)

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya : mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

seolah semua "derita" adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh
dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja".....

Tuhan Sembilan Senti (karya: Taufiq Ismail)

Posted by AKUR Label: , , , , , ,

Pengantar :

Rokok adalah pemberi kenikmatan bagi penghisapnya. Rokok bagaikan agama baru yang menyebar dengan cepat setelah ekspedisi Colombus menemukan benua Amerika pada tahun 1492. Semenjak itu rokok menempel jaya pada mulut insan penikmatnya.

Penikmat rokok serasa mendapat inspirasi, ketenangan dalam melaksanakannya. Tidak peduli lingkungan sekitar terganggu, tidak peduli apa kata lingkungan sekitar yang berkata.

Setiap penikmat rokok menikmati "taste" dengan indah dan syahdu, seperti tiada lain yang bisa mengganggu. Di negeri ini tadinya memang surga bagi para penikmat rokok sebelum ada peraturan yang membatasi merokok di tempat umum.

Gelar yang disandang penikmat rokok sebagai "ahli hisap" seolah merupakan hiburan tersendiri.

Aku sebagai mantan ahli hisap masing terngiang masa jaya balutan tembakau dengan kertas ini diwaktu lalu. Rasa pahit kopi kental, dentuman musik cadas yang keras dan kepulan asap kretek terkenal di negeri ini selalu menemani malamku hingga aku mendapat gelar ahli rekayasa. Setelah ku bekerja setiap masalah seperti terjawab dibalik kepulan asap.

Bagi ku batangan isi tembakau ini merupakan sumber inspirasi tanpa putus. Sampai akhirnya kasih sayang-Nya menghantarkan aku ke seseorang yang memberikan pertanyaan yang jawabannya tidak bisa ku temukan dibalik awan nikotin tersebut. Aku terhenyak dan tersentak, dan kau bukan apa-apa lagi bagi ku. Dan kami pun berpisah, walaupun bayang-bayang itu tetap ada tapi aku berusaha untuk tidak kembali.

Penyair Taufiq Ismail menggambarkan kondisi rokok di negeri ini sebagai "Tuhan Sembilan Senti", dimana memang bagi para penikmatnya benda ini bisa menjadi segalanya. Silakan simak syair beliau tentang rokok yang cukup menggelitik berikut ini :


Tuhan Sembilan Senti

Oleh: Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.

Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.